Salah satu potensi yang menyebabkan kegagalan komponen industri
adalah korosi. Korosi adalah reaksi elektrokimia antara logam dan
lingkungannya, baik secara eksternal maupun internal. Korosi adalah
proses alamiah yang menyerang sebagian logam di bawah kondisi lingkungan
korosif. Sebagian besar operator telah melaporkan bahwa sebanyak 60%
dari biaya kerusakan industri secara langsung berkaitan dengan korosi.
Oleh karena itu, untuk memprediksi terjadinya korosi dan persiapan
mencegah secara dini akibat ditimbulkan korosi harus ditemukan. Karena
kegagalan akibat korosi akan menimbulkan biaya yang tinggi baik untuk
memperbaiki, biaya tinggi dalam arti kehilangan produk atau produk yang
terkontaminasi, biaya tinggi dalam hal pencemaran dan kerusakan
lingkungan dan pada akhirnya dapat menimbulkan biaya tinggi dalam hal
keselamatan manusia.
Seluruh anggaran belanja Negara Indonesia pada tahun ini sekitar 24
triliun rupiah per tahun, jadi jumlah kerugian akibat serangan karat di
Amerika bahkan lebih besar dari setengah anggaran belanja Negara per
tahun. Jumlah yang tidak sedikit bukan?
Jika jumlah kerugian akibat serangan karat di Indonesia hanya sekitar
10% dari kerugian Amerika, maka jumlahnya mencapai Rp. 15 triliun.
Jumlah ini belum diakumulasi dengan kehilangan jam produksi, ganti rugi
kerusakan, klaim-klaim, biaya perbaikan dan lain-lain.
Bagi kebanyakan kita saat ini yang daya belinya sangat tinggi,
masalah karat mungkin bisa dianggap sepele. Dalih yang umum digunakan
adalah karena umur pemakaian yang sudah lama kemudian dengan mudahnya
membeli yang baru, selesai. Namun jika kita lebih jauh melihat dampak
yang ditimbulkan dari serangan karat, akan ngeri membayangkannya.
Sebagai gambaran bahwa tidak jarang bis malam atau pengangkut barang
berat kehilangan kendali karena rem blong akibat pipa hidrolisnya bocor
dimakan karat, kapal yang sarat penumpang dan barang, tenggelam karena
platnya bocor akibat serangan karat, pesawat gagal mendarat akibat
landing gearnya tidak berfungsi akibat system hidrolisnya bocor dimakan
karat atau tubing chiller pada sistem AC sentral di gedung perkantoran
atau mall yang harga per unitnya mencapai miliaran rupiah terjadi
kebocoran akibat karat. Bukan hanya itu, komplain dari tenant dan
pengunjung dapat menyebabkan kerugian seperti sepinya mall dan perginya
tenant mencari tempat lain karena udara/temperaturnya sudah tidak nyaman
(panas).
Semua jenis kecelakaan ini jelas menimbulkan kerugian materi yang
sangat besar dan korban jiwa, raga dan moril yang jelas tidak dapat
dinilai dengan moril.
0 komentar:
Posting Komentar